Kelezatan Kroisan

· Food Team
Kroisan, pastri yang terbuat dari tepung kuat dan lemah, ragi kering, gula, telur, mentega sayur, susu, dan bahan lainnya.
Memiliki rasa yang sedikit manis. Varietas seperti “pain au chocolat” antara lain menyajikan coklat, selai, krim, dan kismis.
Dalam bahasa sehari-hari dikenal oleh orang Prancis sebagai “roti atau kue manis Wina.” Sebuah adegan ikonik dari film Audrey Hepburn yang terkenal secara global “Breakfast at Tiffany’s” menggambarkan dirinya, mengenakan gaun hitam dan perhiasan indah, melangkah dengan anggun keluar dari taksi yang bergerak perlahan menuju Fifth Avenue New York saat fajar.
Dengan kroisan di satu tangan yang diambil dari kantong kertas coklat dan secangkir kopi panas di tangan lainnya, dia menatap dengan tenang ke jendela toko perhiasan. Daya tarik Hepburn mendorong kroisan yang dipadukan dengan kopi panas menjadi hidangan elegan bagi kaum borjuis, yang masih dianggap sebagai lambang kecanggihan Paris dalam pilihan sarapan.
Bentuk kroisannya tidak sepenuhnya tetap, ujungnya bisa runcing atau rata. Penampakannya secara tradisional, menyerupai bulan sabit, merupakan menu sarapan khas Prancis. Terdiri dari lapisan mentega yang terkelupas, karena banyaknya mentega, ini sejalan dengan tradisi Prancis yang menghindari daging dan makanan asin saat sarapan, dan lebih memilih awal hari yang manis. Kue-kue seperti kroisan, yang disebut roti ala Wina, memenuhi preferensi ini.
Namun, para pecinta kroisan modern telah berinovasi dalam berbagai cara untuk mengonsumsinya, baik sebagai sarapan, hidangan penutup teh sore, atau hidangan atau camilan yang nyaman. Namun, adalah bijaksana bagi individu yang sadar akan kecantikan, khususnya wanita, untuk memperhatikan sifat lezat namun padat kalori. Lembut, beraroma, dan kaya aromatik, kroisan Prancis tetap menjadi favorit para pecinta makanan penutup.
Dalam bahasa Prancis yang ketat, roti disebut “Pain”, seperti baguette Prancis yang sudah dikenal. Kue kering seperti kroisan termasuk dalam klasifikasi “roti manis atau kue kering Wina” di Prancis, mirip dengan “Donat” Amerika. Di antaranya, kroisan berbentuk bulan sabit adalah yang paling utama.
Legenda mengaitkan inspirasi bentuk bulan sabit ini dengan berbagai sumber, termasuk pedang berbentuk bulan sabit yang digunakan oleh tentara Turki dan surat penyihir Yunani kepada dewi bulan yang disegel dengan stempel bulan sabit yang terbuat dari “cincin” roti bundar milik pembuat roti.
Di Paris, ada kisah lain. Pada zaman kuno, seorang penyihir Yunani konon menulis surat kepada dewi bulan, disegel dengan stempel bulan sabit. Pada saat itu, prangko ini dibuat oleh perajin roti dalam bentuk “cincin melingkar”. Belakangan motif ini menjelma menjadi bentuk bulan sabit kroisan masa kini.
Kroisan, perpaduan keanggunan dan kesenangan, tetap menjadi simbol kecanggihan dalam budaya sarapan. Lapisannya yang terkelupas, kaya rasa, dan makna budayanya melampaui sekadar kue; ia mewujudkan daya pikat yang tak lekang oleh waktu, mulai dari momen sinematik Audrey Hepburn hingga statusnya sebagai makanan pokok Paris. Karena terus memikat selera di seluruh dunia, Kroisan berdiri sebagai bukti seni pembuatan kue Prancis, perwujudan keahlian halus, dan perjalanan lezat melalui warisan kuliner Prancis.