Dunia Roti
Muhammad Irvan
Muhammad Irvan
| 04-07-2024
Food Team · Food Team
Dunia Roti
Permulaan Kuno.
Roti, salah satu makanan siap saji tertua, memiliki sejarah sejak ribuan tahun yang lalu.
Asal usulnya terkait erat dengan munculnya pertanian, yang dimulai sekitar 10.000 SM di Bulan Sabit Subur, sebuah wilayah yang mencakup bagian dari Suriah, Lebanon, dan Yordania saat ini. Manusia purba di daerah ini menemukan bahwa mereka dapat menggiling biji-bijian liar menjadi pasta dan memasaknya di atas batu panas, sehingga menciptakan bentuk roti pipih yang primitif.
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa bahan mirip roti pertama dibuat dari sereal liar. Suku Natufia, masyarakat prasejarah yang tinggal
di Levant sekitar 14.500 hingga 11.500 tahun yang lalu, diyakini telah membuat sejenis roti pipih dari gandum liar dan jelai. Penemuan ini mendahului munculnya pertanian, yang menunjukkan bahwa pembuatan roti mungkin berperan dalam peralihan dari mencari makan
ke bertani.
Evolusi Pembuatan Roti
Seiring berkembangnya pertanian, begitu pula teknik pembuatan roti. Sekitar 4.000 SM, orang Mesir menemukan bahwa membiarkan adonan berfermentasi sebelum dipanggang akan menghasilkan produk yang lebih ringan dan enak. Hal ini mungkin merupakan penemuan yang tidak disengaja, mungkin terjadi ketika adonan ditinggalkan dan ragi alami dari lingkungan mulai memfermentasi campuran tersebut. Roti beragi awal ini merupakan kemajuan yang signifikan dan menjadi makanan pokok orang Mesir.
Orang Mesir juga mengembangkan oven pertama yang dirancang khusus untuk memanggang roti. Oven awal ini terbuat dari tanah liat atau batu bata yang dapat dipanaskan hingga suhu tinggi, sehingga menghasilkan pemanggangan yang lebih konsisten. Roti menjadi begitu penting dalam masyarakat Mesir sehingga sering digunakan sebagai mata uang dan persembahan kepada para dewa.
Penyebaran Teknik Pembuatan Roti
Teknik dan pengetahuan pembuatan roti menyebar dari Mesir ke belahan dunia kuno lainnya. Bangsa Yunani dan Romawi mengadopsi dan menyempurnakan metode ini. Orang-orang Yunani mengembangkan berbagai macam roti, menggabungkan biji-bijian dan
bahan-bahan yang berbeda, seperti madu dan minyak. Mereka juga memanggang roti di oven komunal, sebuah praktik yang memupuk interaksi sosial dan ikatan komunitas.
Bangsa Romawi, yang terkenal karena kehebatan tekniknya, membangun toko roti yang canggih dan memperkenalkan penggunaan rotary querns, sejenis penggilingan tangan yang membuat penggilingan biji-bijian menjadi lebih efisien. Tentara Romawi membawa penggilingan portabel dan perlengkapan membuat kue, sehingga mereka dapat membuat roti saat bepergian. Hal ini membantu menyebarkan pengetahuan pembuatan roti ke seluruh Kekaisaran Romawi dan sekitarnya.
Inovasi Abad Pertengahan dan Renaisans
Selama Abad Pertengahan, roti tetap menjadi bagian penting dari makanan orang Eropa. Namun kualitas dan ketersediaan roti sangat bervariasi. Roti putih yang terbuat dari tepung terigu olahan hanya diperuntukkan bagi orang kaya, sedangkan orang miskin sering kali mengonsumsi roti berwarna gelap yang terbuat dari gandum hitam atau jelai. Di Eropa abad pertengahan, pembentukan serikat membantu menstandardisasi praktik pembuatan roti dan meningkatkan kualitas roti. Serikat-serikat ini mengatur pelatihan para pembuat roti dan produksi roti, memastikan bahwa roti dibuat sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Periode Renaisans membawa inovasi lebih lanjut. Pengenalan teknik penggilingan yang lebih efisien memungkinkan produksi tepung yang lebih halus, sehingga menghasilkan roti dengan kualitas lebih tinggi. Selain itu, eksplorasi lahan baru memperkenalkan bahan dan metode baru, yang semakin mendiversifikasi jenis dan resep roti.
Dunia Roti
Revolusi Industri dan Pembuatan Roti Modern
Revolusi Industri pada abad ke-18 dan ke-19 mengubah cara pembuatan roti secara dramatis. Penemuan pabrik mekanis dan pengenalan penggilingan rol memungkinkan produksi massal tepung putih olahan. Hal ini pada gilirannya menyebabkan meluasnya ketersediaan roti tawar, yang sebelumnya merupakan barang mewah.
Perkembangan ragi komersial pada pertengahan abad ke-19 semakin merevolusi pembuatan roti. Hal ini memungkinkan fermentasi lebih konsisten dan lebih cepat, sehingga mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memanggang roti. Munculnya oven industri dan proses pemanggangan otomatis pada abad ke-20 memungkinkan produksi roti dalam skala besar, sehingga lebih mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat umum.
Tren dan Inovasi Kontemporer
Saat ini, roti terus berkembang seiring dengan perubahan selera dan preferensi makanan. Ada peningkatan minat terhadap roti artisanal dan roti gandum utuh, didorong oleh keinginan akan pilihan yang lebih sehat dan beraroma. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi pangan juga mengarah pada pengembangan roti bebas gluten dan rendah karbohidrat, yang diperuntukkan bagi mereka yang memiliki pantangan makanan. Sourdough, metode pembuatan roti kuno yang mengandalkan fermentasi alami, kini kembali populer. Tren ini mencerminkan gerakan yang lebih luas menuju praktik pangan tradisional dan berkelanjutan.
Dari awalnya hanya berupa campuran sederhana dari biji-bijian yang dihancurkan dan air hingga beragam jenis roti yang tersedia saat ini, roti telah mengalami evolusi yang signifikan. Ini telah menjadi bagian penting dari peradaban manusia, yang mencerminkan perubahan budaya, teknologi, dan ekonomi sepanjang sejarah. Ketika kita terus berinovasi dan mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru, roti pasti akan tetap menjadi makanan pokok yang penting dan dicintai.