Biaya Tersembunyi EV
Ditha Anggraeni
Ditha Anggraeni
| 10-11-2025
Oto Team · Oto Team
Biaya Tersembunyi EV
Banyak orang beralih ke mobil listrik (EV) dengan harapan menghemat biaya bahan bakar dan perawatan.
Namun, di balik janji hemat energi dan ramah lingkungan, ada sejumlah biaya tersembunyi yang jarang dibahas. Sebelum membeli mobil listrik pertama Anda atau mengganti mobil lama, simak panduan lengkap ini agar Anda tidak terkejut dengan pengeluaran tambahan.

Harga Awal yang Lebih Tinggi

Meskipun harga mobil listrik semakin kompetitif, banyak model masih memiliki harga awal lebih tinggi dibanding mobil bensin. Penyebab utamanya adalah baterai lithium-ion, yang menjadi komponen paling mahal dari EV. Meski ada insentif seperti kredit pajak dan potongan harga, tidak semua orang bisa memanfaatkannya.
Sebagai contoh, Tesla Model Y atau Ford Mustang Mach-E biasanya memiliki harga awal lebih tinggi dibanding SUV ukuran serupa berbahan bakar bensin. Dalam jangka panjang, Anda mungkin bisa menutup selisih ini lewat penghematan bahan bakar, tetapi biaya awal tetap menjadi penghalang finansial bagi banyak orang.

Biaya Peralatan Pengisian di Rumah

Salah satu keunggulan EV adalah kenyamanan mengisi daya di rumah. Namun, memasang charger Level 2 tidak sesederhana colok ke stopkontak. Biayanya bisa mencakup:
- Harga charger: Rp6 juta – Rp18 juta
- Biaya instalasi: Rp7,5 juta – Rp30 juta, tergantung sistem listrik rumah
- Perizinan dan inspeksi: Beberapa wilayah memerlukan izin atau upgrade jaringan listrik
Bagi yang tinggal di apartemen atau rumah sewa, hal ini bisa menjadi lebih rumit. Anda mungkin harus mengandalkan pengisian daya publik, yang biayanya bisa jauh lebih tinggi.

Biaya Pengisian Publik Bisa Tinggi

Mengisi daya di rumah memang lebih murah, tapi pengisian cepat (fast charging) di tempat umum bisa mengejutkan kantong. Menurut Departemen Energi AS, biaya pengisian cepat Level 3 bisa tiga hingga empat kali lebih mahal per kWh dibanding tarif listrik rumah.
Beberapa jaringan bahkan menghitung biaya per menit, bukan per kWh, yang bisa membuat pengisian cepat lebih mahal tergantung kecepatan mobil. Ada juga opsi berlangganan untuk tarif lebih murah, tapi biasanya ada biaya bulanan tambahan.

Penggantian Baterai Bisa Mahal

Baterai EV dirancang untuk tahan lama, tapi tidak selamanya. Sebagian besar pabrikan memberikan garansi 8–10 tahun. Setelah itu, biaya penggantian baterai penuh bisa mencapai Rp75 juta hingga lebih dari Rp225 juta.
Walau degradasi baterai biasanya lambat, jarak tempuh mobil bisa menurun seiring waktu, terutama di cuaca panas atau dingin ekstrem. Jadi, jika berencana memakai EV lebih dari satu dekade, biaya ini patut dipertimbangkan.

Ban dan Suspensi Lebih Cepat Aus

EV cenderung lebih berat dibanding mobil bensin karena baterai. Berat ekstra ini memberi tekanan lebih besar pada ban dan suspensi, membuatnya lebih cepat aus. Ban EV seperti Tesla Model S atau Rivian R1T bisa perlu diganti setiap 32.000–40.000 km, dibandingkan 56.000–80.000 km pada mobil bensin biasa. Biaya ini bisa menumpuk, terutama jika menggunakan ban performa tinggi.

Premi Asuransi Bisa Lebih Tinggi

Meskipun EV sering memiliki rating keselamatan lebih baik, premi asuransi bisa lebih tinggi. Alasan utamanya:
- Biaya perbaikan mobil listrik lebih mahal
- Suku cadang sulit didapat
- Mekanik bersertifikasi EV masih terbatas
Data ValuePenguin menunjukkan premi asuransi EV bisa 10–25% lebih tinggi dibanding mobil bensin sekelasnya, menambah "biaya tersembunyi" jangka panjang.

Nilai Jual Kembali Masih Jadi Pertanyaan

Permintaan EV meningkat, tapi nilai jual kembali masih fluktuatif. Faktor seperti teknologi baterai baru, kebijakan pemerintah, dan reputasi merek dapat memengaruhi harga mobil bekas. Contohnya, generasi awal Nissan Leaf mengalami depresiasi cepat. Teknologi EV yang terus berkembang bisa membuat model hari ini terasa cepat usang.

Langganan dan Pembaruan Software

Banyak EV kini memiliki fitur berlangganan, misalnya sistem bantuan pengemudi canggih, layanan terhubung, atau pembaruan navigasi. Tesla, misalnya, mengenakan biaya bulanan untuk Full Self-Driving Beta dan konektivitas premium. Selama beberapa tahun, biaya ini bisa menjadi cukup besar, terutama bagi pengemudi yang ingin selalu update software terbaru.
Biaya Tersembunyi EV

Perawatan dan Perbaikan Khusus

EV tidak membutuhkan ganti oli, tapi bukan berarti bebas perawatan. Anda tetap perlu:
- Mengganti cairan rem
- Merawat sistem pendingin baterai
- Inspeksi sistem tegangan tinggi
Jika terjadi kerusakan, perbaikan bisa rumit dan memerlukan tenaga ahli khusus, yang berarti biaya lebih tinggi.

Pendapat Para Ahli

Consumer Reports memperkirakan, kepemilikan EV dapat menghemat Rp90 juta–Rp180 juta seumur hidup dalam kondisi ideal (pengisian di rumah, tarif listrik rendah). Namun, mereka menekankan bahwa total biaya tergantung pada akses pengisian, tarif listrik regional, dan kebiasaan berkendara.
Sementara itu, Kelly Blue Book menunjukkan bahwa ekonomi kepemilikan EV sangat bervariasi tergantung wilayah, infrastruktur, dan pola penggunaan, sehingga tidak semua orang dijamin akan hemat.

Kesimpulan: Layak Dibeli atau Tidak?

Memiliki EV menawarkan banyak keuntungan, emisi lebih rendah, torsi instan, dan perawatan rutin lebih sedikit. Namun, penting untuk melihat lebih jauh dari harga di showroom. Perhatikan fasilitas pengisian, kebiasaan berkendara, kondisi cuaca, dan ekspektasi jangka panjang. Dengan pertimbangan matang, Anda bisa menentukan apakah mobil listrik benar-benar hemat dan cocok untuk gaya hidup Anda.