Mobil Listrik vs Bensin
Delvin Wijaya
Delvin Wijaya
| 12-11-2025
Oto Team · Oto Team
Mobil Listrik vs Bensin
Bagi banyak pengemudi masa kini, memilih mobil bukan lagi hanya soal warna atau tenaga mesin.
Kini, keputusan membeli kendaraan sering kali mencerminkan nilai hidup, penghematan jangka panjang, dan kemudahan dalam aktivitas sehari-hari.
Dengan semakin banyaknya mobil listrik (EV) bermunculan di berbagai dealer, sementara mobil bensin masih mendominasi jalan raya, pertanyaannya bukan lagi apakah mobil listrik akan menjadi masa depan, tetapi kapan dan bagaimana mereka akan sepenuhnya mengambil alih. Namun, sebelum Anda buru-buru menukar mobil bensin atau justru menyepelekan tren mobil listrik, mari kami ajak Anda melihat lebih dekat perbedaan nyata antara keduanya dan apa dampaknya bagi kehidupan Anda sehari-hari.

1. Biaya: Harga Awal vs. Keuntungan Jangka Panjang

Mobil listrik sering kali memiliki harga awal yang lebih tinggi, bisa selisih sekitar Rp80 juta hingga Rp200 juta dibanding mobil bensin sekelasnya. Tetapi kabar baiknya, perbedaan ini semakin mengecil berkat insentif pemerintah, diskon pabrikan, dan perkembangan teknologi baterai yang semakin efisien.
Penghematan bahan bakar:
Mengisi daya mobil listrik jauh lebih murah daripada mengisi bensin. Sebagai contoh, mengisi penuh baterai Tesla Model 3 di rumah hanya membutuhkan sekitar Rp120.000–Rp180.000, sementara mobil bensin serupa bisa menelan biaya Rp600.000–Rp900.000 sekali isi penuh, tergantung harga bahan bakar.
Biaya perawatan:
EV jauh lebih hemat perawatan karena memiliki lebih sedikit komponen bergerak. Tidak ada lagi ganti oli, busi, atau permasalahan transmisi yang kompleks. Dalam jangka panjang, penghematan ini bisa mencapai jutaan rupiah setiap tahunnya.

2. Mengisi Daya vs. Mengisi Bensin: Waktu Adalah Segalanya

Di sinilah perbedaan mencolok terasa. Mengisi bensin hanya butuh 5 menit, sementara mengisi daya mobil listrik bisa memakan waktu 30 menit hingga beberapa jam, tergantung jenis chargernya.
Keuntungan di rumah:
Jika Anda memiliki garasi dengan colokan listrik, mengisi daya semalaman sangat praktis. Anda bangun pagi dengan baterai penuh tanpa harus mampir ke SPBU.
Perjalanan jauh:
Bagi yang sering bepergian antarkota, Anda perlu sedikit perencanaan. Stasiun pengisian cepat memang terus bertambah berkat perusahaan seperti Tesla, Electrify America, dan EVgo, namun di daerah terpencil ketersediaannya masih terbatas.
Tip: Gunakan aplikasi seperti PlugShare atau A Better Route Planner untuk menemukan lokasi pengisian daya dan memperkirakan waktu tunggu.

3. Dampak Lingkungan: Lebih dari Sekadar Emisi

Kelebihan utama mobil listrik adalah tidak menghasilkan emisi dari knalpot. Namun, isu lingkungan tidak berhenti di situ.
Produksi baterai:
Sebagian pihak menyoroti dampak penambangan lithium, kobalt, dan nikel. Meski begitu, riset dari MIT Energy Initiative (2021) menemukan bahwa bahkan setelah memperhitungkan proses pembuatan baterai, mobil listrik tetap menghasilkan emisi 60% lebih sedikit sepanjang masa pakainya dibanding mobil bensin.
Sumber listrik juga penting:
Jika wilayah Anda masih mengandalkan batu bara untuk pembangkit listrik, manfaat lingkungan dari EV akan lebih kecil. Namun, di daerah dengan energi bersih seperti tenaga air, angin, atau surya, pengurangan emisinya bisa sangat signifikan.

4. Performa: Bukan Hanya Soal Kecepatan

Mobil listrik tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga memberikan pengalaman berkendara yang menyenangkan.
Torsi instan:
Mobil listrik seperti Ford Mustang Mach-E atau Tesla Model Y memberikan akselerasi halus dan cepat tanpa jeda pergantian gigi. Sensasinya tenang namun bertenaga.
Stabilitas dan keseimbangan:
Letak baterai di bagian bawah mobil membuat pusat gravitasi lebih rendah, sehingga mobil terasa lebih stabil dan mudah dikendalikan di tikungan. Meski bobotnya lebih berat, keseimbangannya justru menambah rasa aman saat melaju.
Jarak tempuh:
Kini banyak mobil listrik mampu menempuh jarak 250 mil (sekitar 400 km) per pengisian penuh. Meski begitu, sebagian pengemudi masih merasa cemas karena terbiasa dengan mobil bensin yang bisa melaju lebih dari 600 km sekali isi.
Mobil Listrik vs Bensin

5. Nilai Jual dan Daya Tahan: Pasar yang Terus Berkembang

Ketahanan baterai:
Baterai mobil listrik modern biasanya bertahan 8–15 tahun. Banyak produsen bahkan memberi garansi hingga 8 tahun atau 160.000 km. Meski kapasitasnya bisa sedikit berkurang seiring waktu, teknologi terbaru telah membuat penurunan tersebut semakin lambat.
Nilai jual kembali:
Beberapa mobil listrik, seperti Tesla Model S, memiliki nilai jual yang stabil. Namun, model lama dengan jarak tempuh terbatas cenderung turun harga lebih cepat. Seiring berkembangnya pasar mobil bekas listrik, stabilitas harga diprediksi akan semakin baik.

6. Jadi, Mobil Mana yang Tepat untuk Anda?

Tidak ada jawaban mutlak, semuanya tergantung kebutuhan dan gaya hidup Anda.
- Pengguna perkotaan: Mobil listrik sangat ideal, senyap, hemat biaya, dan mudah diisi di rumah atau tempat kerja.
- Pengemudi jarak jauh: Jika Anda sering melakukan perjalanan lintas kota, sebaiknya tunggu hingga infrastruktur pengisian cepat semakin luas.
- Pemburu hemat: Mobil bensin bekas mungkin lebih murah di awal, tetapi hitung kembali biaya bahan bakar dan perawatannya.
- Pecinta lingkungan: Dengan energi terbarukan yang makin meluas, mobil listrik hampir selalu menjadi pilihan yang lebih bersih.

Kesimpulan: Masa Depan Sudah di Depan Mata

Mobil listrik bukan lagi sekadar gaya hidup mewah atau simbol teknologi. Kini, mereka telah menjadi pilihan praktis dan ekonomis bagi banyak orang. Dengan teknologi baterai yang terus berkembang, harga yang makin terjangkau, serta stasiun pengisian yang menjamur, era mobil listrik bukan sekadar "akan datang" tetapi sudah dimulai.