Hubungan Usus dan Mood
Denny Kusuma
| 30-10-2025

· Astronomi Team
Pernahkah Anda berpikir bahwa usus hanyalah saluran pencernaan? Ternyata, ilmu pengetahuan sekarang memberi kita pandangan baru: usus adalah "otak kedua" kita. Ini bukan sekadar metafora, mikroba yang hidup di dalam usus membentuk ekosistem kompleks yang berkomunikasi langsung dengan otak, memengaruhi tidak hanya pencernaan, tetapi juga mood, energi, dan kesehatan secara keseluruhan.
Memahami jaringan tersembunyi ini membuat kita menyadari betapa pentingnya merawat usus setiap hari.
Penghuni Mini di Dalam Tubuh Kita
Di dalam usus, hidup triliunan mikroorganisme, termasuk bakteri, jamur, dan virus. Mereka bersama-sama membentuk mikrobioma usus, ekosistem yang sangat penting untuk kesejahteraan tubuh. Bakteri baik seperti Bacteroides, Clostridia, Bifidobacterium, dan Lactobacillus menjaga keseimbangan dan kesehatan usus.
Dr. Julian M. Sasso, peneliti dari University of California, San Francisco, menekankan peran mikrobioma usus dalam kesehatan dan penyakit. Penelitiannya menunjukkan bahwa komposisi dan keragaman mikroba usus memengaruhi berbagai proses fisiologis, termasuk fungsi kekebalan tubuh dan risiko terkena penyakit.
Usus berkomunikasi dengan otak melalui "gut-brain axis" jaringan saraf, hormon, dan sinyal imun yang saling terhubung. Komunikasi dua arah ini memungkinkan usus mengirim sinyal yang memengaruhi mood dan fungsi kognitif, sementara otak juga memengaruhi aktivitas usus.
Hormon Bahagia yang Dibuat di Usus
Kebanyakan orang mengenal serotonin sebagai "hormon kebahagiaan" yang mengatur mood, nafsu makan, dan tidur. Namun, sekitar 90% serotonin diproduksi di usus, dengan peran penting dari mikroba. Ketika mikrobioma usus seimbang, produksi serotonin berjalan lancar, mengirim sinyal ke otak yang membuat kita merasa tenang dan bahagia.
Sebaliknya, ketidakseimbangan mikrobioma dapat mengganggu kadar serotonin, memicu kecemasan, mood rendah, atau masalah tidur. Hal ini membuktikan betapa eratnya hubungan antara kesehatan usus dan emosi.
Zat Kimia Lain yang Mempengaruhi Mood
Mikroba usus juga memengaruhi produksi neurotransmitter lain seperti dopamin dan norepinefrin. Dengan mikrobioma yang sehat, zat kimia ini diproduksi dalam jumlah yang tepat, mendukung mood dan energi yang stabil.
Selain itu, bakteri usus berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh. Ketika mikrobioma tidak seimbang, peradangan meningkat, mengirim sinyal ke otak yang dapat memperburuk stres dan suasana hati.
Faktor yang Mengganggu Keseimbangan Usus
Ada beberapa hal umum yang bisa merusak kesehatan usus. Pola makan tinggi gula dan makanan olahan memungkinkan bakteri jahat berkembang biak. Penggunaan antibiotik secara berlebihan dapat menghancurkan bakteri baik. Stres memperlambat aktivitas usus dan memengaruhi pencernaan, membuat mikrobioma kurang stabil.
Seringkali, faktor-faktor ini muncul bersamaan, menciptakan siklus ketidakseimbangan yang umum terjadi di kehidupan modern.
Bagaimana Ketidakseimbangan Mempengaruhi Mood
Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan depresi atau kecemasan cenderung memiliki mikrobioma usus yang kurang beragam, dengan bakteri baik lebih sedikit dan bakteri jahat lebih banyak. Ketidakseimbangan ini memperburuk mood dan membuat kondisi lebih sulit dikelola.
Contohnya, depresi bisa terkait dengan peradangan usus atau penguatan dinding usus yang lemah, yang selanjutnya merusak keseimbangan mikroba, menciptakan siklus yang memengaruhi usus dan otak secara bersamaan.
Cara Meningkatkan Kesehatan Usus
Berita baiknya, kesehatan usus bisa diperbaiki. Probiotik, diet seimbang, dan olahraga rutin dapat membantu. Probiotik memperkenalkan bakteri baik yang memulihkan keseimbangan. Makanan kaya serat memberi "makan" bagi mikroba baik, meningkatkan aktivitas mereka. Olahraga meningkatkan pergerakan dan sirkulasi usus, secara tidak langsung mendukung mood dan kesehatan secara keseluruhan.
Tips Sehari-hari untuk Usus yang Sehat
Kebiasaan sederhana setiap hari bisa berdampak besar. Tidur teratur, manajemen stres, berolahraga, dan menghabiskan waktu di luar ruangan mendukung kesehatan usus. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga membantu mencegah infeksi yang bisa mengganggu mikrobioma.
Perubahan kecil yang konsisten ini membantu menjaga keseimbangan usus dan mood.
Dukungan Profesional Tetap Penting
Bagi mereka dengan gangguan mood, perawatan usus saja tidak selalu cukup. Konseling dapat membantu memahami pola emosional dan mengembangkan strategi coping, sementara obat-obatan dapat menyesuaikan kimia otak bila diperlukan. Menggabungkan dukungan profesional dengan kebiasaan yang mendukung kesehatan usus memberikan hasil terbaik.
Singkatnya, mikroba usus memiliki peran besar dalam membentuk mood dan kesehatan kita. Dengan memperhatikan pola makan, olahraga, tidur, dan manajemen stres, serta mencari dukungan profesional bila perlu, kita bisa menciptakan hidup yang lebih bahagia, bertenaga, dan seimbang.
Mulailah merawat usus Anda setiap hari, dan rasakan perbedaannya dalam energi, keseimbangan, dan kebahagiaan hidup!