Tren Mobilitas
Ditha Anggraeni
| 30-07-2025

· Oto Team
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak generasi muda, terutama milenial dan Gen Z yang mulai meninggalkan konsep lama tentang kepemilikan mobil.
Data terbaru menunjukkan bahwa dibandingkan dengan generasi sebelumnya, persentase anak muda yang membeli mobil menurun drastis. Menurut survei dari Pew Research Center, hanya sekitar 44% milenial yang memiliki mobil, jauh di bawah angka 77% pada generasi baby boomer di usia yang sama.
Apa yang menyebabkan perubahan ini? Banyak anak muda kini lebih memilih kepraktisan dan efisiensi biaya ketimbang harus menanggung beban memiliki kendaraan sendiri. Biaya bahan bakar, asuransi, perawatan, pajak, hingga parkir, semuanya terasa makin memberatkan, terutama bagi mereka yang tinggal di kota besar. Apalagi, dengan hadirnya layanan transportasi berbasis aplikasi seperti Gojek, Grab, Uber, dan Lyft, bepergian ke mana pun kini semudah membuka ponsel.
Layanan Ride-Sharing: Solusi Praktis dan Hemat
Kehadiran layanan ride-sharing benar-benar menjadi pengubah permainan dalam dunia transportasi. Kini, Anda tidak perlu memiliki mobil untuk bisa bepergian dengan nyaman. Cukup gunakan aplikasi, pilih jenis kendaraan yang diinginkan, dan dalam hitungan menit, transportasi sudah tersedia.
Keuntungan lainnya adalah fleksibilitas. Ingin kendaraan kecil untuk aktivitas harian? Atau kendaraan besar untuk bepergian bersama teman? Semua bisa disesuaikan tanpa harus membeli kendaraan baru. Bagi generasi muda yang lebih menyukai pengalaman dibanding barang, model ini sangat menguntungkan. Tidak perlu pusing soal servis, pajak, atau harga jual kembali.
Pilihan Lain: Car Sharing dan Micro-Mobility
Tren mobilitas bersama tidak berhenti pada ride-sharing. Layanan seperti Zipcar dan Turo memungkinkan pengguna menyewa mobil hanya saat dibutuhkan. Ini sangat ideal bagi yang hanya sesekali menggunakan kendaraan, misalnya untuk perjalanan luar kota atau kegiatan akhir pekan.
Selain itu, opsi micro-mobility seperti sepeda listrik dan skuter elektrik juga mulai meramaikan kota-kota besar. Untuk perjalanan singkat, transportasi ini sangat efisien dan ramah lingkungan. Beberapa kota bahkan telah menyediakan jalur khusus demi mendukung penggunaan moda ini, membuat mobil pribadi terasa semakin tidak relevan.
Manfaat Lingkungan dan Keuangan: Dua Alasan Kuat Beralih ke Mobilitas Bersama
Salah satu daya tarik utama dari mobilitas bersama adalah dampaknya terhadap lingkungan. Dengan lebih sedikit kendaraan di jalan, maka kemacetan berkurang, emisi karbon menurun, dan kualitas udara meningkat. Menurut laporan dari International Transport Forum, penggunaan transportasi bersama berpotensi mengurangi jumlah kendaraan hingga 60% di wilayah perkotaan.
Dari segi keuangan, penghematan yang diperoleh juga tidak sedikit. Menurut riset sebuah perusahaan konsultan ternama, biaya tahunan memiliki mobil bisa mencapai Rp130 juta, termasuk cicilan, bensin, servis, dan lainnya. Jika kendaraan tidak digunakan setiap hari, pengeluaran tersebut menjadi tidak sebanding. Maka, beralih ke layanan ride-sharing atau car-sharing bisa menjadi solusi cerdas bagi yang ingin lebih hemat.
Namun, Tidak Semua Mulus: Tantangan Mobilitas Bersama
Meski menawarkan banyak keuntungan, mobilitas bersama juga memiliki tantangan. Salah satunya adalah ketersediaan layanan yang belum merata. Di kota besar, layanan ini sangat mudah diakses, tetapi di daerah pinggiran atau pedesaan, bisa jadi masih terbatas. Selain itu, pada jam-jam sibuk, permintaan yang tinggi bisa menyebabkan waktu tunggu menjadi lebih lama.
Ada juga kekhawatiran tentang kebersihan dan keamanan kendaraan. Tidak semua orang merasa nyaman menggunakan kendaraan yang digunakan bersama-sama, dan standar kebersihan bisa berbeda-beda tergantung operator.
Mobil Pribadi Masih Relevan, Tapi Tidak Lagi Jadi Pilihan Utama
Apakah ini berarti mobil pribadi akan benar-benar ditinggalkan? Tidak juga. Masih banyak orang yang merasa nyaman memiliki kendaraan sendiri, terutama untuk keperluan keluarga, perjalanan jauh, atau aktivitas di luar kota. Namun, untuk kebutuhan harian di area perkotaan, pilihan mobilitas bersama kemungkinan akan semakin mendominasi.
Para pakar memprediksi bahwa di masa depan, akan terbentuk ekosistem transportasi yang fleksibel, di mana masyarakat bebas memilih moda transportasi terbaik sesuai kebutuhan saat itu. Kombinasi antara kepemilikan pribadi dan layanan berbagi akan menciptakan mobilitas yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Kesimpulan: Mobilitas Masa Depan Ada di Tangan Anda
Kesimpulannya, kepemilikan mobil bukan lagi satu-satunya jalan untuk beraktivitas. Pilihan seperti ride-sharing, car-sharing, dan micro-mobility semakin membentuk wajah baru transportasi masa kini. Terutama bagi generasi muda, pilihan ini jauh lebih fleksibel, terjangkau, dan ramah lingkungan.
Mobil pribadi memang masih memiliki tempat, tapi bukan lagi sebagai kebutuhan mutlak. Mobilitas masa depan adalah tentang pilihan dan Anda bisa menentukannya sendiri.
Bagaimana dengan Anda? Apakah masih mengandalkan kendaraan pribadi setiap hari, atau sudah mulai beralih ke mobilitas bersama? Yuk, bagikan pendapat Anda di kolom komentar dan lihat bagaimana orang lain menjawab tantangan zaman ini!