Sejarah Lalu Lintas
Denny Kusuma
| 01-08-2025

· Oto Team
Lykkers, pernahkah terbayang seperti apa rasanya mengemudi di jalanan sebelum ada rambu, marka, atau lampu lalu lintas? Seratus tahun lalu, saat mesin mulai menggantikan kuda, dunia memasuki masa transisi besar, tanpa aturan kecepatan, tanpa lampu merah, dan tanpa tanda berhenti.
Periode penuh kebebasan ini juga menyimpan sisi gelap berupa kekacauan dan bahaya luar biasa yang kemudian membentuk sistem keselamatan jalan seperti sekarang.
Peralihan dari Tapak Kuda ke Deru Mesin
Pada awal abad ke-20, kendaraan yang ditarik kuda masih mendominasi jalanan di Amerika. Harganya terjangkau dan fungsinya serbaguna, mulai dari mengantar hasil panen hingga menjemput keluarga ke kota. Suara ‘klip-klop’ sepatu kuda menjadi musik latar perjalanan harian. Namun, pada 1910-an, mobil mulai menggantikan peran kuda, menciptakan revolusi mobilitas dalam sekejap mata.
Lonjakan Mobilitas yang Tak Terbendung
Antara tahun 1909 dan 1916, jumlah kendaraan bermotor terdaftar melonjak drastis dari 200.000 menjadi lebih dari 2,25 juta unit. Pertumbuhan ini jauh melampaui kesiapan infrastruktur dan aturan lalu lintas. Jalanan pedesaan dan perkotaan tiba-tiba dipenuhi mesin-mesin cepat tanpa panduan yang jelas. Di sinilah perjalanan menjadi permainan antara sensasi dan bahaya.
Jalanan Bebas Aturan: Siapa Cepat, Dia Selamat
Mengemudi pada masa itu ibarat masuk ke "hutan belantara" lalu lintas. Tidak ada rambu berhenti, lampu lalu lintas, atau garis pemisah jalur. Mobil berbagi jalan dengan pejalan kaki dan kereta kuda tanpa kepastian siapa yang harus mendahului. Hasilnya? Kekacauan di setiap persimpangan, penuh risiko tabrakan yang bisa terjadi kapan saja.
Lahirnya Tanda Berhenti
Pada tahun 1915, negara bagian Michigan mencatat sejarah dengan memasang rambu berhenti pertama di Amerika, berbentuk persegi dan berwarna putih polos. Baru pada 1922, insinyur mulai menerapkan bentuk segi delapan dengan latar merah agar lebih terlihat. Meski kecil, inovasi ini menjadi tonggak penting dalam menertibkan jalanan yang liar.
Aturan Kecepatan Pertama di Dunia
Dengan kekuatan mesin yang terus meningkat, kecepatan menjadi gaya hidup baru sekaligus bahaya laten. Tahun 1901, ditetapkan batas maksimal 12 mil per jam di area kota dan 15 mil per jam di daerah terbuka. Sayangnya, banyak negara bagian yang belum menerapkan batasan ini. Baru pada 1930-an, regulasi kecepatan mulai diberlakukan secara luas.
SIM Pertama: Hanya Formalitas Tanpa Ujian
Awalnya, surat izin mengemudi hanyalah tanda pengenal. Missouri menjadi negara bagian pertama yang mengeluarkan SIM pada 1901, namun tanpa uji kemampuan. Baru pada 1952 negara tersebut mewajibkan tes tertulis. Usia minimal untuk mengemudi juga mulai diterapkan, seperti di Pennsylvania yang menetapkannya di usia 18 tahun demi mencegah risiko pengemudi pemula.
Lampu Lalu Lintas Elektrik Pertama
Tahun 1914 menjadi tonggak sejarah dengan munculnya lampu lalu lintas elektrik pertama di Cleveland, menggunakan lampu merah dan hijau sebagai tanda berhenti dan jalan. Sebelumnya, sinyal lalu lintas dioperasikan secara manual dengan lengan semafor. Meskipun lebih modern, masyarakat butuh waktu untuk beradaptasi dengan isyarat lampu warna-warni ini.
Kisruh Jalanan: Tabrakan Bukan Hal Langka
Sebelum aturan resmi diberlakukan, pengemudi sering kali mengandalkan klakson, isyarat tangan, atau langsung menerobos persimpangan tanpa ragu. Pejalan kaki sering kali harus berlari menghindar, berharap keberuntungan menyelamatkan mereka dari mobil yang melaju kencang. Surat kabar seperti Detroit Free Press bahkan rutin memberitakan insiden yang menggambarkan betapa berbahayanya situasi saat itu.
Upgrade Keselamatan Pertama
Menjelang pertengahan 1920-an, produsen mobil mulai menyematkan fitur-fitur seperti lampu rem dan lampu sein, yang membantu komunikasi antarpengemudi. Negara bagian juga mulai mewajibkan ujian mengemudi dan mengenakan denda untuk perilaku ugal-ugalan. Dari sinilah lahir cikal bakal kode lalu lintas modern yang kini melindungi pengguna jalan.
Pantulan Masa Lalu di Jalanan Modern
Walau kini jalanan jauh lebih aman, sebagian masalah klasik masih menghantui: pengemudi yang ugal-ugalan, gangguan saat mengemudi, dan pelanggaran lampu merah masih sering terjadi. Sejarah mencatat bahwa setiap aturan dibuat karena ada risiko nyata di baliknya. Keselamatan bukan hadir tiba-tiba, tapi hasil dari proses panjang dan banyak pengorbanan.
Pelajaran Berharga dari Era Tanpa Aturan
Transformasi dari kereta kuda ke mobil bermesin memberi pelajaran penting tentang pentingnya kewaspadaan dan kedisiplinan. Perawatan rutin, patuh terhadap batas kecepatan, dan menghormati rambu-rambu adalah bagian dari warisan panjang perjalanan menuju keselamatan. Setiap lampu merah yang Anda lewati hari ini adalah simbol dari pengorbanan yang tak terhitung jumlahnya di masa lalu.
Menelusuri sejarah lalu lintas dari masa liar ke era teratur menambah rasa syukur atas kenyamanan dan keamanan berkendara saat ini. Dari rambu pertama hingga lampu lalu lintas elektrik, setiap inovasi lahir dari kebutuhan akan ketertiban. Bagi Anda, para Lykkers yang menjelajahi jalan modern, menghargai sejarah ini dapat menjadi motivasi untuk berkendara dengan lebih bijak, membiarkan keselamatan, bukan kebetulan, yang memandu setiap perjalanan.