Copenhagen menjadi saksi bisu lahirnya sejarah baru dalam dunia bulu tangkis ketika Kunlavut Vitidsarn, pebulu tangkis muda asal Thailand, sukses menyabet gelar juara dunia tunggal putra di Kejuaraan Dunia BWF 2023.

Dalam pertandingan final yang sangat menegangkan dan penuh drama, Kunlavut berhasil menaklukkan lawannya dari Jepang, Kodai Naraoka, melalui pertandingan tiga gim dengan skor 19-21, 21-18, dan 21-7.

Kemenangan ini tak hanya menjadi pencapaian tertinggi dalam karier Kunlavut sejauh ini, tetapi juga mencatatkan namanya sebagai atlet Thailand pertama yang berhasil merebut gelar juara dunia di sektor tunggal putra sepanjang sejarah kejuaraan tersebut. Sebuah pencapaian luar biasa yang diraih di usia yang masih sangat muda, 22 tahun.

Duel Panas Dua Bintang Muda

Pertandingan final berlangsung selama 1 jam 49 menit, menjadikannya salah satu final terlama dalam sejarah Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis. Gim pertama berlangsung sangat ketat, di mana Naraoka tampil impresif dan merebut kemenangan 21-19. Namun, Kunlavut tak menyerah begitu saja. Dengan semangat juang yang tinggi, ia bangkit dan mengamankan gim kedua dengan skor 21-18.

Pada gim penentuan, terlihat jelas bahwa Naraoka mulai kehabisan tenaga, sedangkan Kunlavut justru tampil semakin solid. Dominasi Kunlavut di gim ketiga membuatnya menang telak 21-7. Kemenangan ini terasa sangat emosional bagi Kunlavut, yang langsung meneteskan air mata setelah memastikan gelar juara dunia berada di tangannya.

Momen Bersejarah untuk Thailand

Keberhasilan Kunlavut bukan hanya kemenangan pribadi, melainkan sebuah pencapaian besar bagi dunia bulu tangkis Thailand. Sebelumnya, sektor tunggal putra Thailand belum pernah menorehkan hasil yang mencolok di ajang sekelas Kejuaraan Dunia. Kemenangan ini mengubah segalanya dan membuka era baru bagi bulu tangkis Thailand di kancah internasional.

Kunlavut mengungkapkan bahwa gelar ini merupakan impiannya sejak lama. Usai pertandingan, ia menyampaikan bahwa momen ini adalah buah dari kerja keras bertahun-tahun dan dedikasi penuh dalam dunia olahraga. Ia juga mempersembahkan medali emas ini kepada sosok pelatih yang sangat berjasa dalam kariernya.

Persaingan Sejak Remaja

Menariknya, Kunlavut dan Kodai Naraoka telah saling mengenal sejak usia remaja. Keduanya sering bertemu di berbagai kejuaraan junior dan membangun rivalitas yang kompetitif selama bertahun-tahun. Hal ini membuat pertandingan final terasa sangat pribadi dan emosional bagi keduanya.

Dalam karier juniornya, Kunlavut dikenal sebagai pemain berbakat yang mengukir sejarah dengan menjadi satu-satunya pemain yang meraih tiga gelar juara dunia junior secara berturut-turut. Setelah naik ke level senior, ia langsung menunjukkan tajinya dengan terus bersaing di level atas.

Pada Kejuaraan Dunia 2022 lalu, Kunlavut juga berhasil menembus babak final, namun harus puas di posisi runner-up setelah kalah dari Viktor Axelsen. Tahun ini, ia kembali ke final dengan semangat baru dan akhirnya mampu menuntaskan misinya menjadi juara dunia.

Masa Depan Cerah Menanti

Lahir pada tahun 2001, Kunlavut kini menjadi salah satu nama paling bersinar di dunia bulu tangkis. Dengan kemenangan besar ini, ia tidak hanya membawa pulang medali emas, tetapi juga membawa harapan baru bagi penggemar bulu tangkis di Thailand dan Asia Tenggara.

Meski kelelahan luar biasa terlihat setelah pertandingan final, terutama di gim pertama yang menguras tenaga selama 48 menit, Kunlavut tetap tampil luar biasa hingga akhir. Setelah laga usai, bahkan tidak ada tenaga tersisa untuk perayaan, yang menandakan betapa besar upaya yang ia curahkan untuk meraih kemenangan ini.

Kisah kemenangan Kunlavut Vitidsarn bukan sekadar cerita tentang olahraga. Ini adalah cerita tentang mimpi, kerja keras, dan tekad tanpa batas. Dari remaja berbakat hingga juara dunia, perjalanannya menjadi inspirasi bagi generasi muda, tidak hanya di Thailand, tetapi juga di seluruh dunia. Dan kini, setelah menjadi yang terbaik di dunia, jalan Kunlavut masih panjang, dengan potensi menjadi legenda sejati bulu tangkis dunia.