Energi Hijau
Farzan Gunadi
| 28-04-2025

· Science Team
Seiring meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim, istilah seperti net-zero emission dan carbon neutral makin sering terdengar. Pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia berlomba mencari cara untuk mengurangi polusi dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Nah, di sinilah energi hijau hadir sebagai solusi bersih dan cerdas untuk masa depan yang lebih ramah lingkungan. Energi hijau bukan sekadar tren sesaat. Ini adalah langkah nyata dan strategis, baik untuk planet ini maupun untuk perusahaan yang ingin menunjukkan tanggung jawab serta menarik konsumen yang peduli lingkungan. Tapi sebenarnya, apa itu energi hijau? Jenisnya ada apa saja? Yuk, kita bahas bersama!
Apa Itu Energi Hijau?
Energi hijau, yang juga dikenal sebagai energi terbarukan, berasal dari sumber daya alam yang bisa diperbarui dan tidak akan habis, seperti sinar matahari, angin, air, dan panas bumi. Energi-energi ini tidak menghasilkan emisi polutan atau gas rumah kaca dalam jumlah besar, sehingga jauh lebih bersahabat bagi lingkungan.
Dengan menggunakan energi hijau, kita turut berkontribusi memperlambat laju pemanasan global dan menjaga keseimbangan ekosistem bumi.
Perkembangan Energi Hijau di Seluruh Dunia
Perkembangan energi hijau kini semakin pesat. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2021, untuk pertama kalinya energi dari tenaga surya dan angin menghasilkan listrik lebih banyak dibanding tenaga nuklir. Meskipun banyak tantangan global yang dihadapi, justru kesadaran akan pentingnya energi bersih terus meningkat.
Beberapa langkah besar yang telah diambil di tingkat global antara lain:
- Eropa meningkatkan target energi terbarukan mereka untuk tahun 2030 melalui program European Green Deal.
- Amerika Serikat meluncurkan Inflation Reduction Act yang memberikan insentif pajak untuk industri ramah lingkungan.
- Tiongkok menjalankan Rencana Lima Tahun ke-13 yang fokus pada pengembangan tenaga surya dan angin.
Perusahaan besar juga ikut ambil bagian:
- Tesla mengembangkan panel surya dan baterai penyimpanan untuk kebutuhan rumah dan bisnis.
- Apple telah memulai mengoperasikan pusat data mereka menggunakan 100% energi hijau.
- Perusahaan energi seperti BP dan Shell mulai berinvestasi dalam proyek energi terbarukan, khususnya tenaga angin dan surya.
Jenis-Jenis Energi Hijau Beserta Kelebihan dan Kekurangannya
Berikut ini tiga jenis energi hijau utama yang paling banyak digunakan, lengkap dengan keunggulan dan tantangan masing-masing:
1. Tenaga Surya
Energi ini memanfaatkan cahaya matahari dan diubah menjadi listrik atau panas menggunakan panel atau kolektor surya.
Kelebihan:
- Cocok digunakan di banyak lokasi yang mendapat sinar matahari cukup.
- Tidak berisik dan ramah lingkungan.
- Perawatan mudah dan tahan lama.
Kekurangan:
- Membutuhkan lahan luas karena energi yang dihasilkan per meter cukup kecil.
- Tidak bisa menghasilkan energi saat malam hari atau saat mendung.
- Biaya awal pemasangan cukup tinggi.
2. Tenaga Angin
Mengubah kekuatan angin menjadi listrik dengan menggunakan turbin. Baling-baling turbin berputar karena angin dan menghasilkan energi melalui generator.
Kelebihan:
- Efisiensi tinggi, turbin besar bisa menghasilkan listrik lebih banyak daripada panel surya.
- Menghemat lahan, turbin bisa dibangun di atas lahan pertanian atau area terbuka lainnya.
- Bisa dikombinasikan dengan tenaga surya sebagai sistem cadangan.
Kekurangan:
- Investasi awal dan perawatan cukup mahal.
- Bisa menimbulkan suara dan kilatan cahaya yang mengganggu masyarakat sekitar.
- Potensi risiko bagi satwa, terutama burung di area turbin angin lepas pantai.
3. Biomassa (Bioenergi)
Energi ini berasal dari bahan organik, seperti limbah pertanian, kayu, atau sisa makanan, yang diolah menjadi bahan bakar atau listrik.
Kelebihan:
- Sangat fleksibel, bisa diubah menjadi energi listrik, panas, atau bahan bakar kendaraan.
- Mengurangi limbah, karena memanfaatkan sisa organik.
- Memberikan manfaat ekonomi bagi komunitas pertanian.
Kekurangan:
- Beberapa proses masih menghasilkan emisi karbon, jadi tidak sepenuhnya bersih.
- Membutuhkan lahan dan bisa bersaing dengan lahan pertanian pangan.
- Distribusi dan logistik pengumpulan biomassa bisa jadi tantangan tersendiri.
Berpindah ke energi hijau bukan hanya urusan pemerintah atau perusahaan besar saja, ini juga menjadi tanggung jawab kita sebagai individu. Dengan memasang panel surya di rumah, mendukung merek yang ramah lingkungan, atau sekadar memahami bagaimana energi bekerja, kita sudah menjadi bagian dari perubahan positif.