Teknologi Backhaul
Delvin Wijaya
| 11-03-2025

· Science Team
Dalam dunia teknologi backhaul, operator jaringan umumnya mengandalkan dua opsi utama: backhaul nirkabel dan serat optik. Masing-masing memiliki keunggulan tersendiri, namun secara global, statistik cenderung menunjukkan bahwa backhaul nirkabel lebih sering dipilih, meskipun solusi serat optik tetap menjadi pilihan utama, kecuali dalam situasi darurat.
Keunggulan utama dari backhaul serat optik terletak pada keandalannya yang sangat tinggi dan biaya yang relatif rendah. Namun, pembangunan jaringan serat optik yang luas memerlukan biaya yang signifikan dalam hal tenaga kerja dan penggunaan lahan, dengan Tiongkok sebagai contoh negara yang diuntungkan oleh kepemilikan lahan publiknya.
Namun, dengan datangnya era 5G, tantangan baru mulai bermunculan, terutama kebutuhan akan jaringan yang lebih padat. Hal ini membuat biaya pembangunan infrastruktur seluruhnya berbasis serat optik menjadi sangat mahal bagi banyak operator. Untuk itu, solusi baru tengah dipertimbangkan, salah satunya adalah pendekatan hibrida yang menggabungkan teknologi 5G dan microwave. Pendekatan ini diusulkan oleh Mr. Ren, yang membayangkan masa depan di mana microwave backhaul akan melengkapi infrastruktur serat optik yang sudah ada. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan peralatan backhaul microwave?
Backhaul microwave tradisional beroperasi dalam rentang frekuensi 6-42GHz, dengan kapasitas rata-rata antara 50Mbps hingga 500Mbps. Namun, dengan hadirnya 5G, permintaan kapasitas meningkat pesat, bahkan bisa mencapai 10-20Gbps. Untuk memenuhi tuntutan ini, teknologi microwave E-band hadir sebagai solusi. Teknologi E-band beroperasi pada frekuensi sekitar 80GHz, dengan alokasi bandwidth yang meliputi 71-76GHz dan 81-86GHz, memberikan total bandwidth yang dapat digunakan hingga 10GHz. Ini adalah peningkatan signifikan dibandingkan dengan bandwidth kanal tradisional yang hanya sekitar 3,5-112M. Berkat modifikasi tinggi, agregasi multi-band, dan teknologi MIMO, backhaul microwave E-band mampu menyediakan kapasitas luar biasa yang melebihi 20Gbps, memenuhi kebutuhan jaringan 5G yang terus berkembang.
Melihat ke depan, teknologi komunikasi microwave diperkirakan akan terus berkembang. Akan ada pergeseran menuju penggunaan pita frekuensi yang lebih tinggi seperti W-band (92-115GHz) dan D-band (130-175GHz). Pita frekuensi yang lebih tinggi ini memiliki potensi untuk memberikan kapasitas lebih besar, yang bahkan bisa mencapai 100Gbps atau lebih, demi memenuhi tuntutan jaringan masa depan.
Selain itu, di sisi nirkabel, ada satu konsep menarik yang sedang dikembangkan dalam kerangka 3GPP R16, yaitu integrasi antara radio access network (RAN) dengan backhaul. Konsep ini memanfaatkan teknologi Massive MIMO multi-beam, yang memungkinkan penggabungan akses nirkabel dan backhaul dalam satu jaringan. Hasilnya adalah deployment stasiun pangkalan yang lebih fleksibel, sederhana, dan lebih cost-effective, karena setiap mikro-stasiun dapat memanfaatkan kemampuan "self-backhaul" nirkabel. Pendekatan ini tentu membawa banyak keuntungan dalam hal efisiensi biaya dan kepraktisan pembangunan infrastruktur.
Di samping itu, perkembangan terbaru juga menunjukkan bahwa beberapa operator sedang menjajaki penggunaan satelit Low Earth Orbit (LEO) untuk solusi backhaul 5G. Ini menandai pergeseran paradigma dalam teknologi backhaul, memberikan harapan baru dalam menyediakan konektivitas backhaul di daerah-daerah terpencil atau medan yang sulit dijangkau. Pendekatan ini berpotensi menjadi solusi untuk mengatasi kesenjangan konektivitas di wilayah yang kurang terlayani oleh jaringan konvensional.
Secara keseluruhan, lanskap teknologi backhaul sedang mengalami transformasi yang pesat untuk memenuhi tuntutan jaringan 5G yang semakin berkembang. Dari integrasi antara solusi microwave dan serat optik, hingga kemajuan dalam akses nirkabel dan backhaul berbasis satelit, operator sedang menjajaki berbagai kemungkinan untuk memastikan konektivitas yang handal, berkapasitas tinggi, dan terjangkau di masa depan.
Sinergi antara solusi backhaul microwave dan serat optik memberikan strategi yang menarik bagi operator yang ingin menyeimbangkan keandalan, skalabilitas, dan efektivitas biaya dalam pengembangan jaringan mereka. Dengan secara strategis menggabungkan backhaul microwave dengan infrastruktur serat optik yang sudah ada, operator dapat meningkatkan kapasitas di area-area yang sulit untuk dibangun jaringan serat optik, atau yang memiliki biaya pembangunan yang sangat tinggi. Pendekatan hibrida ini memungkinkan operator untuk mengoptimalkan arsitektur jaringan mereka, memastikan konektivitas yang mulus, dan memenuhi berbagai kebutuhan infrastruktur telekomunikasi modern.
Solusi Backhaul Masa Depan yang Lebih Fleksibel dan Efisien
Inovasi dalam teknologi backhaul kini membuka banyak peluang bagi operator untuk membangun jaringan yang lebih efisien dan lebih terjangkau. Dengan beragam pilihan seperti microwave E-band, satelit LEO, hingga konsep self-backhaul nirkabel, operator dapat memilih solusi yang paling sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka. Ini adalah langkah besar menuju konektivitas global yang lebih stabil dan merata di seluruh dunia, mengurangi kesenjangan digital di berbagai wilayah, dan menjadikan jaringan 5G lebih terjangkau untuk semua pihak.