Mobil Sport
Saraswati Pramita
Saraswati Pramita
| 05-02-2025
Oto Team · Oto Team
Mobil Sport
Mobil sport, sebagai kendaraan berperforma tinggi, selalu menjadi favorit para penggemar otomotif dan pecinta kecepatan. Konsep mobil sport mencakup garis bodi yang ramping, tinggi yang rendah, pengendalian yang luar biasa, dan mesin yang kuat, dengan fokus utama untuk memacu batas kecepatan.
Tujuan utama dari mobil sport adalah untuk "membawa balap ke dalam kehidupan sehari-hari," memberikan kesempatan bagi para penggemar untuk merasakan sensasi mengemudi seperti pembalap profesional. Oleh karena itu, mobil sport dapat dipahami sebagai "versi sipil dari mobil balap," yang dipenuhi dengan semangat atletik.
Secara tradisional, mobil sport memiliki desain bodi dua pintu, dengan hanya pintu kiri dan kanan, yang dapat menampung dua orang atau dalam konfigurasi 2+2, serta atap terbuka (soft-top) atau atap keras (hardtop). Mobil sport biasanya memiliki dua kursi, bodi yang ringan, dan mesin yang lebih kuat dibandingkan mobil biasa, menghasilkan akselerasi yang luar biasa dan kecepatan yang lebih tinggi.
Dalam konteks sejarah mobil sport Eropa, hampir semua desain mobil sport besar berasal dari Inggris dan Italia. Inovasi Prancis sebagian besar terlihat pada mobil penumpang konvensional, sementara rekayasa Jerman lebih sering mengutamakan fungsionalitas daripada estetika. Lalu, apa yang membedakan desain Inggris dan Italia? Desain Inggris menggabungkan semangat balap dengan pesona aristokratik Inggris. Sementara itu, desain Italia menonjolkan rasa estetika yang mendalam, memberikan pengaruh besar terhadap desain mobil sport dan bahkan industri otomotif secara keseluruhan.
Pada tahun 1940-an dan 1950-an, Jaguar memperkenalkan mobil sport XK120 di Inggris, sementara Aston Martin meluncurkan DB1 yang menandai awal dari seri legendaris DB. Maserati A6/1500 dan Alfa Romeo 6c 2500 juga diperkenalkan di pantai Italia. Namun, desain eksterior mobil pada masa itu tidak terlalu diperhatikan, dengan kebanyakan mobil sport masih mengikuti filosofi desain era pra-perang, meskipun terdapat beberapa elemen desain yang lebih ramping. Kemunculan FIAT 8V pada tahun 1952 menandai momen revolusioner dalam desain mobil. Mobil sport ini sepenuhnya meninggalkan filosofi desain yang terinspirasi oleh gerbong, dengan bodi ramping dan lekukan yang elegan. Desain ini secara aerodinamis menonjolkan spoiler belakang, mencerminkan filosofi desain futuristik yang mencerminkan pencarian estetika orang Italia.
Pada tahun 1960, Ferrari 250GT diluncurkan, menandakan tonggak penting bagi Ferrari, tidak hanya menyelamatkan perusahaan dari krisis finansial, tetapi juga mengukuhkan posisinya di antara produsen mobil sport terkemuka. Pada tahun 1961, Jaguar E-Type yang revolusioner lahir di Inggris. Mobil sport elegan ini langsung mewarisi bodi rendah dan ramping dari mobil balap D-type dan lengkungan roda bulat dari seri XK. Ketika dilihat dari atas, siluetnya menyerupai botol Coca-Cola, yang bahkan mendapat pujian dari Enzo Ferrari sebagai "mobil terindah yang pernah dibuat."
Memasuki tahun 1970-an, industri otomotif menghadapi tantangan besar akibat krisis minyak, yang menyebabkan perubahan halus dalam desain mobil sport Eropa. Produsen mobil Inggris memperkenalkan serangkaian mobil sport kecil yang ringan pada tahun 1970-an. Mobil sport kompak ini memiliki bodi ringan, memberikan kesenangan mengemudi tanpa bergantung pada mesin berkapasitas besar. Model-model perwakilan termasuk Lotus Elan dan MG Midget 1500.
Di sisi lain, orang Italia terus berinovasi dengan mobil super mahal. Gandini, untuk Lamborghini, merancang penerus Miura, yaitu Countach, yang mempertahankan banyak garis lurus untuk menciptakan profil rendah dan tajam. Namun, di tengah krisis minyak, Countach gagal memberikan keuntungan yang diharapkan, yang menyebabkan perusahaan mengalami penurunan.
Setelah krisis minyak mereda, produsen mobil sport Eropa menghadapi persaingan ketat dari produsen mobil Jepang. Mobil sport kecil Inggris mengalami kekalahan telak dalam persaingan ini, meninggalkan pasar supercar sebagai satu-satunya pilihan bagi Eropa. Pada tahun 1984, Ferrari, dengan bantuan Pininfarina Design Studio, memperkenalkan Testarossa dan 512 TR yang baru. Desain inovatif yang menekankan intake mesin tengah di sisi bodi segera ditiru oleh TOYOTA melalui model MR-2.
Mobil Sport
Tidak ingin kalah oleh orang Italia, Inggris bertekad untuk merebut kembali kehormatannya. Pada tahun 1992, Jaguar XJ220 lahir. Supercar ini dirancang untuk memecahkan rekor kecepatan mobil produksi, dengan bodi ramping yang panjang. Namun, XJ220 akhirnya gagal mencapai target kecepatan 220 mph (349,4 km/h), hanya mencapai kecepatan maksimum 217,1 mph (349,4 km/h).
Untungnya, McLaren F1 yang diluncurkan setelahnya berhasil memecahkan rekor kecepatan dengan mencatatkan kecepatan luar biasa 372 km/jam, sebuah rekor yang bertahan hingga 2005, ketika rekor itu dipecahkan oleh Bugatti Veyron 16.4. Perlu dicatat bahwa McLaren F1 memiliki tiga kursi, dengan kursi pengemudi yang terletak di tengah.
Memasuki abad ke-21, lanskap otomotif mengalami perubahan halus. Banyak grup otomotif besar yang mengakuisisi merek-merek Eropa yang sebelumnya mengkhususkan diri dalam produksi mobil sport. Namun, merek-merek ini terus memproduksi mobil sport dengan karakteristik desain yang khas. Ferrari masih dengan cerdik mengintegrasikan aerodinamika dalam garis eksteriornya yang indah, Lamborghini tetap menggunakan garis-garis lurus yang lebih agresif, dan grille segitiga ikonik Alfa Romeo serta garis-garis elegannya tetap tak tertandingi. Sementara itu, konglomerat seperti BMW terus mengeksplorasi kemungkinan desain mobil sport di masa depan.