Sejarah Mobil Sport
Ditha Anggraeni
| 13-12-2024

· Oto Team
Mobil sport menggabungkan kecepatan, gaya, dan teknologi untuk mendorong evolusi otomotif di seluruh dunia.
Konsep mobil sport merujuk pada kendaraan dengan desain bodi ramping, tinggi bodi rendah, penanganan yang luar biasa, dan mesin bertenaga.
Tujuan utamanya adalah untuk "membawa sensasi balap ke kehidupan sehari-hari," memberikan kesempatan bagi penggemar untuk merasakan kegembiraan menjadi pembalap. Dengan demikian, mobil sport bisa dipahami sebagai "versi sipil dari mobil balap," yang khas dengan sifat sporty-nya.
Mobil sport tradisional biasanya memiliki dua pintu, dengan model dua kursi atau 2+2 (dengan kursi belakang yang sangat sempit, seperti pada Porsche 911). Mobil-mobil ini umumnya dilengkapi dengan atap yang dapat dilepas atau atap keras. Mereka memiliki bodi ringan dan mesin yang lebih kuat dibandingkan mobil biasa, sehingga mampu memberikan akselerasi cepat dan kecepatan tinggi.
Sering kali, mobil sport menjadi puncak kinerja suatu merek dan menjadi etalase kemajuan teknologi pabrikan. Sejak awal abad ke-20, mobil sport telah muncul dalam karya seni futuristik. Amerika Serikat, sebagai negara yang pertama mempopulerkan mobil, juga menjadi tempat lahirnya beberapa mobil sport tertua, seperti versi dua tempat duduk dan roadster dari Ford Model T, yang dianggap sebagai salah satu mobil sport pertama.
Perusahaan asal Italia, ITALA, meluncurkan mobil GRAND PRIX yang lebih dari dua kali lebih cepat daripada Ford Model T. Mobil ini menandai batas antara mobil jalanan dan mobil balap profesional. Pabrikan-pabrikan mobil Jerman kemudian turut meluncurkan mobil sport mereka, dengan BMW 328 menjadi mobil sport pertama yang memiliki desain ramping dan drag rendah. Kemudian, teknisi terkenal dalam bidang mobil sport, seperti Ferdinand Porsche dari Mercedes-Benz dan Enzo Ferrari dari Alfa Romeo, memberikan pengaruh besar pada perkembangan mobil sport.
Di sisi lain, industri otomotif Jepang menghadapi proses persetujuan yang ketat untuk mendirikan pabrik mobil, dan tingkat regulasi yang tinggi membuat produsen mobil sport independen sulit bertahan. Mobil sport Jepang terutama dikembangkan oleh departemen balap dari produsen mobil besar. Pada 1980-an, mobil sport Jepang sempat unggul dalam hal kinerja, namun terbatas oleh "perjanjian pria 280" yang membatasi tenaga kuda mobil yang dijual di dalam negeri menjadi 280 tenaga kuda. Pembatasan ini secara tidak langsung menghambat perkembangan mobil sport Jepang.
Namun, setelah perjanjian tersebut dibatalkan pada 2005, mobil sport Jepang mulai berkembang kembali dengan munculnya model-model baru pada tahun 2010-an. Pada 1988, Hyundai memperkenalkan mobil sport pertamanya, yaitu Scoupe. Di era kontemporer, mobil sport menawarkan kinerja mesin yang sangat kuat, sistem suspensi dan pengereman yang luar biasa, serta desain bodi yang mengutamakan prinsip aerodinamika untuk mengurangi drag. Selain itu, mobil sport modern menekankan konstruksi ringan dengan penggunaan bahan serat karbon guna meningkatkan rasio daya terhadap berat.
Standar kinerja mobil sport sering diukur dengan waktu putaran di lintasan balap, kecepatan tertinggi di jalan lurus, akselerasi dari nol hingga kecepatan tertentu, dan kelincahan dalam penanganan. Salah satu standar yang paling terkenal adalah waktu putaran di lintasan Nürburgring, yang menjadi tolok ukur bagi banyak mobil sport. Supercar saat ini memiliki standar waktu putaran di bawah 8 menit di Nürburgring, dengan kecepatan lebih dari 300 km/jam dan akselerasi dari 0 hingga 100 km/jam dalam waktu kurang dari 4 detik.
Dalam menghadapi era digitalisasi, industri otomotif global tengah mengalami perubahan besar. Transformasi ini mencakup rekayasa sistem yang kompleks dan upaya pengembangan jangka panjang. Perusahaan otomotif kini berfokus pada pengembangan dan evolusi berkelanjutan, seiring dengan meningkatnya digitalisasi yang mengubah cara produksi dan desain mobil. Sebagai hasilnya, mobil sport dan kendaraan lainnya semakin menghadirkan teknologi baru yang mendalam, memadukan kemajuan di bidang kinerja dengan keunggulan digital.