Evolusi Aquaman
Saraswati Pramita
| 16-08-2024

· Entertainment Team
Aquaman, pahlawan super bawah air yang ikonik, telah mengalami perjalanan panjang sejak debutnya di DC Comics pada awal 1940-an.
Diciptakan oleh Paul Norris dan Mort Weisinger, Aquaman awalnya dianggap sebagai karakter yang sederhana dan sering dipandang sebagai pahlawan kelas dua dibandingkan dengan tokoh besar seperti Superman dan Batman.
Namun, bagaimana karakter yang dianggap kelas dua ini bisa menjadi blockbuster seperti sekarang? Mari kita lihat bagaimana Aquaman digambarkan di DC Extended Universe (DCEU).
Awal Mula dalam Komik
Aquaman pertama kali muncul di More Fun Comics #73 pada tahun 1941, diciptakan oleh Paul Norris dan Mort Weisinger. Awalnya digambarkan sebagai karakter sederhana yang mampu berkomunikasi dengan makhluk laut, Aquaman adalah anak dari penjaga mercusuar dan ratu Atlantis, yang menggabungkan elemen mitologi dengan perjalanan seorang pahlawan modern.
Gambaran karakter ini berkembang secara signifikan selama era Silver Age of Comics, di mana ia semakin terlibat dalam mitologi Atlantis dan mengambil peran sebagai raja. Pada akhir 1980-an dan 1990-an, reimajinasi lebih lanjut dilakukan oleh penulis seperti Peter David, yang memperkenalkan sisi Aquaman yang lebih gelap dan kompleks. Era ini menampilkan tampilan yang lebih kasar, termasuk jenggot dan tangan yang terbuat dari harpun, serta menggali perjuangannya dengan identitas dan tugas sebagai raja.
Transformasi di DCEU
Penggambaran Aquaman di layar lebar dimulai dengan penampilan cameo dalam "Batman v Superman: Dawn of Justice" (2016), namun penunjukan Jason Momoa yang benar-benar mengubah citra publik karakter ini. Momoa membawa interpretasi yang segar, lebih kasar, dan karismatik, menjauh dari persepsi Aquaman era "Super Friends" sebagai pahlawan super yang kurang serius. Penampilannya mencerminkan interpretasi modern dari karakter komik dengan tampilan yang lebih garang dan maskulin dibandingkan versi klasiknya.
Kostum ikoniknya juga mengalami beberapa perubahan, seperti armor yang lebih berat dan warna yang lebih gelap pada awalnya, sebelum akhirnya kembali ke warna emas-hijau yang ikonik dalam "Aquaman" (2018). Pemilihan Jason Momoa sebagai Aquaman memiliki peran penting dalam mengubah citra karakter tersebut. Sebelum Momoa, Aquaman sering kali dipandang sebagai karakter yang lemah di media populer. Dengan memilih aktor berdarah Polinesia yang memiliki aura yang kuat, DCEU berhasil mengubah persepsi publik terhadap Aquaman menjadi lebih tangguh dan berwibawa.
Film solo "Aquaman" tahun 2018, yang disutradarai oleh James Wan, adalah sebuah tontonan visual yang merangkul potensi epik karakter ini. Film ini menampilkan dunia bawah laut yang kaya dan narasi yang menggabungkan aksi dengan eksplorasi lebih mendalam tentang warisan Arthur Curry. Keberhasilan film ini membuktikan bahwa Aquaman bisa menjadi pemain utama dalam genre superhero, memecahkan rekor box office untuk film solo DC. Sekuelnya, "Aquaman and the Lost Kingdom" (2023), melanjutkan eksplorasi peran Aquaman sebagai raja dan pahlawan, menyoroti kompleksitas tanggung jawabnya terhadap dunia bawah laut dan permukaan.
"Aquaman" (2018) berhasil menjadi salah satu film DCEU yang paling sukses secara komersial, dengan pendapatan lebih dari $1 miliar di seluruh dunia. Visualisasi Atlantis dan pertarungan epik di laut dalam menjadi daya tarik utama. Kesuksesan ini menunjukkan keberhasilan strategi DCEU untuk merevitalisasi karakter yang sebelumnya kurang populer. Meskipun DCEU mengalami beberapa kritik terhadap konsistensi tonal dan naratif dalam waralaba mereka, Aquaman berhasil mendapatkan tempat tersendiri di hati penonton.
Evolusi dan Warisan
Perjalanan Aquaman dari halaman komik ke film blockbuster menggambarkan perubahan dalam narasi pahlawan super. Dari karakter yang awalnya dianggap niche dan sering diejek karena kemampuannya, Aquaman kini telah menjadi tokoh sentral di DCEU, menarik perhatian generasi baru penggemar. Selain itu, evolusi karakter ini juga mencerminkan tren industri yang lebih luas menuju penceritaan yang lebih kompleks dan bernuansa, yang menarik bagi audiens yang beragam. Saat DCEU bertransisi ke fase baru, Aquaman menjadi bukti kekuatan reimajinasi dan revitalisasi karakter untuk mencerminkan nilai-nilai dan estetika kontemporer.
Secara singkat, perjalanan ini menunjukkan bagaimana bahkan pahlawan yang paling diremehkan pun bisa mencapai status ikonik melalui penceritaan yang bijaksana dan reinvensi yang berani.